Freud menyadari bahwa ada kemungkinan klien tidak bersedia membicarakan beberapa hal yang melintas di benak mereka karena dianggap tidak relevan, atau tidak cukup penting, atau tidak masuk akal. Namun, Freud meminta klien untuk menghindari pengekspresian kritik dan membahas pikiran-pikiran yang seperti itu. Freud menegaskan bahwa kejujuran dan keterbukaan merupakan kondisi yang esensial bagi terapi, tidak boleh ada yang ditahan-tahan.
Ada tiga asumsi yang menjadi dasar asosiasi bebas, antara lain:
1. Apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang mempunyai makna dan berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya di masa lalu,
2. Materi tak sadar berpengaruh penting terhadap tingkah laku,
3. Materi tak sadar dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi bebas setiap kali mereka muncul ke dalam fikiran.
Di dalam ekspresi-ekspresi sadar, terdapat sejumlah petunjuk seperti isi pikiran bawah-sadar lain yang bisa dideteksi oleh pengamat terlatih. Menurut Freud, meskipun klien menghalangi topik tertentu dan berusaha untuk menyembunyikannya, suatu ketika terbentuk rantai asosiasi yang membuat terapis dapat memahami konflik mental dan emosional klien.
Asosiasi-asosiasi klien mencerminkan
cara-cara kompleks di mana impuls-impuls yang tidak bisa diterima direpresi,
digantikan atau disamarkan. Asosiasi-asosiasi klien mungkin terlihat bebas
justru mencerminkan interaksi-interaksi kompleks antara tingkat sadar dan
bawah-sadar klien.
Biasanya, klien psikoanalisis menjalani terapi dalam sampai 6 sesi selama 5 menit per minggu dalam setahun. Dalam praktiknya, Freud meminta klien berbaring di sofa dengan setting cahaya ruangan agak diredupkan, sementara terapis duduk di luar jangkauan pandang klien. Freud memilih posisi demikian karena alasan, Antara lain:
1. Tidak ingin gestur dan ekspresi wajahnya memengaruhi pikiran klien,
2. Freud sendiri tidak tahan jika dipandangi terus oleh banyak pasien selama berjam-jam.
Pada awalnya,
Freud menggunakan hipnosis sebagai sarana untuk menganalisis permasalahan
klien. Namun, Freud merasa tidak puas dengan hasil-hasilnya dan juga tidak
semua kliennya dapat dihipnotis. Salah seorang klien Freud, Frau Emmy Von N,
menjadi marah ketika Freud menginterupsinya ke dalam hipnosis. Pada saat itu,
klien justru menunjukkan hasrat yang kuat untuk berbicara terang-terangan dan
sebebas-bebasnya apa yang tengah dipikirkan dan merisaukan dirinya, tanpa harus
diinterupsi apalagi dibawa ke kondisi tidak-sadar dalam hipnosis.
Hal lain
yang mempunyai peran penting dalam perkembangan teknik asosiasi bebas adalah
esai Ludwig Borne yang berjudul, “The Art
of Becoming an Original Writer in Three Days”.
Dalam tulisannya tersebut, Borne mencoba menguatkan hati dan
semangat para penulis pemula untuk segera mengambil pena dan memulai menuliskan
apa yang ada di kepala mereka tanpa rekayasa. Artinya, penulis dapat menuliskan
apa pun tentang dirinya sendiri, atau kejadian disekitarnya, atau suatu
peristiwa dalam sejarah, ataupun hal-hal tertentu tentang orang lain. Hal
inilah yang kemudian diterapkan Freud dalam praktik asosiasi bebas, dimana klien diinstruksikan untuk mengatakan apapun yang ada di pikiran mereka saat itu juga, kemudian dijadikan bahan evaluasi dalam psikoanalisis.
EmoticonEmoticon