Rabu, 29 September 2021

Kateksis dan Antikateksis

 

Freud seringkali mengadaptasi teori dari ilmuwan lain ke dalam teorinya. Salah satunya adalah prinsip kekekalan energi yang dipelajarinya dari gurunya yang merupakan tokoh fisiolog kenamaan di Universitas Wina, Ernst Brucke (1819-1892). Oleh Freud, prinsip kekekalan energi di aplikasi ke tubuh manusia sebagai energi psikis. Menurut Freud, energi psikis inilah yang menggerakkan manusia untuk berperilaku dan membentuk kepribadiannya. Untuk mewadahi energi psikis ini Freud menggunakan istilah kateksis dan antikateksis yang selanjutnya akan di bahas lebih lanjut.

 

Di masa itu, Brucke bersama Hermann von Hemholtz (1921-1894) dan beberapa fisiolog lain mencoba mengubah pandangan disiplin fisiologi dari konsep-konsep keilmuan yang subjektif dan tidak ilmiah. Mereka mencoba menjelaskan semua kejadian fisiologis berdasarkan kejadian fisik yang dapat diketahui, diukur dan diverifikasi.

 

Hemholtz menjadi salah satu ilmuwan yang bisa menjelaskan hal tersebut. Dalam penelitiannya Ia dapat membuktikan bahwa energi total yang dikeluarkan oleh sebuah organisme setara dengan jumlah energi yang diperoleh dari makanan dan oksigen yang dikonsumsinya. Hal ini membuatnya menjadi ilmuwan yang pertama kali mengaplikasikan prinsip kekekalan energi ke organisme hidup. Perlu di ketahui, dalam prinsip kekekalan energi disebutkan bahwa dalam sebuah sistem energi tidak pernah diciptakan atau hilang selain disusun-ulang atau ditransformasikan ke dari suatu tempat atau bentuk lainnya.

 

Freud pun mengaplikasikan prinsip kekekalan energi ini ke jiwa manusia. Menurut Freud, setiap manusia dilahirkan dengan energi psikis yang kurang lebih sama jumlahnya, dan jumlah itu kurang lebih akan tetap sama sejak lahir hingga mati. Namun begitu, energi ini tidak pernah tetap atau pasif bentuknya, melainkan bertransformasi dan diubah-ulang terus-menerus. Bagaimana energi ini disalurkan itulah yang menentukan karakteristik kepribadian seseorang.

 

Freud menggunakan istilah kateksis, yang berasal dari kata Yunani kuno kathexo yang berarti menempati, untuk mendeskripsikan penginvestasian energy psikis dalam pemikiraan manusia. Energi psikis diubah dalam bentuk objek-objek, atau proses-proses mental lain yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan.

 

Menurutnya energi itu sendiri tidak pernah meninggalkan tubuh, namun jika sebuah energi sudah diinvestasikan ke dalam gambaran mental tentang sebuah objek, maka sebuah kerinduan yang intens akan muncul dalam bentuk pikiran, bayangan mental dan fantasi. Pikiran-pikiran ini terus berlanjut hingga kebutuhan terpuaskan. Setelah itu, energi terserak-serak kembali untuk kemudian tersedia bagi kateksis yang lainnya.

 

Menurut Freud, jika jiwa hanya memiliki id dan ego maka manusia akan menjadi seperti hewan. Maksudnya, apabila suatu kebutuhan muncul, sebuah bayangan mental (wish: keinginan atau harapan) tentang suatu objek yang dapat memuaskan kebutuhan akan terbentuk. Hal ini disokong oleh energi psikis untuk tetap ada yang karenanya akan menciptakan sebuah tegangan yang terus berlangsung hingga kebutuhan itu terpuaskan. Jika seperti hewan, orang tidak akan lagi merasa perlu untuk menghargai orang lain, dan tidak ada perbedaan antara objek yang pantas diterima dan tidak bagi pemuasan kebutuhan ini.

 

 


Gambar 1. Ilustrasi angan-angan yang muncul ketika seseorang merasa lapar

 

Semakin dewasa seseorang semakin pula meningkat pengalaman hidupnya, begitu juga nilai-nilai moral yang dianutnya. Dengan kata lain, superego juga berkembang diikuti dengan kebutuhan untuk menghambat hasrat-hasrat primitif tertentu. Oleh karena itu sejumlah energi psikis juga dibutuhkan untuk menghambat kateksis yang tidak pantas diterima. Freud menyebut energi yang dikeluarkan untuk menghambat tersebut  sebagai antikateksis.

 

Munculnya kateksis yang tidak pantas diterima berakibat pada munculnya kecemasan pada seseorang. Oleh karena itu ego dan superego sering bekerja sama untuk menciptakan sebuah antikateksis yang cukup kuat untuk menghambat kateksis primirif milik id. Bila energi psikis yang dialokasikan pada antikateksis lebih besar daripada besaran energi psikis pada kateksis milik id, maka akan muncul alternatif lain untuk memuaskan kebutuhan. Dengan kata lain, kebutuhan awal bukannya dilenyapkan melainkan digantikan oleh objek lain yang lebih aman.

 


EmoticonEmoticon

Artikel Pilihan