Jumat, 03 Mei 2019

Sumber inspirasi pembentuk teori Freud

Freud sangat terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Charcot. Beliau mulai menerapkan hipnotisme di dalam praktik pribadinya. Akan tetapi percobaan hipnotis yang dilakukan tidak berhasil sepenuhnya. Oleh karena itu, Freud berupaya kembali mengasah kemampuan hipnotisnya dengan kembali ke Perancis.


Di tahun 1889, Freud mengunjungi Hipolyte Bernheim (1840-1919) di kota Nancy, Perancis. Seperti halnya Charcot, Bernheim juga menggunakan hipnotis sebagai metode penanganan pasien histeria. Dari Bernheim Freud memahami bahwa suatu perilaku yang muncul bisa disebabkan oleh ide-ide yang muncul di bawah sadarnya, dan ide-ide ini dapat dinaikkan ke alam sadarnya dalam kondisi tertentu.

Gambar 2. Foto Hipolyte Bernheim

Pada kesempatan lain, tepatnya akhir 1870-an, Freud melakukan riset neurologis di Universitas Wina dengan seseorang yang bernama Josef Breuer (1842-1925). Dari pertemuan itu mereka menjadi akrab satu sama lain  dan kemudian menjalin persahabatan. Keduanya saling terbuka termasuk mengenai hal yang menyangkut bidang keilmuan masing-masing. Pada tahun 1895, Freud dan Breuer menerbitkan buku dengan judul 'Studies of Hysteria'. Hasilnya, 13 tahun kemudian, buku tersebut terjual sebanyak 626 eksemplar. Meski berahabat, keduanya berbeda pendapat mengenai penyebab histeria. Freud menganggap konflik seks adalah penyebab utama histeria. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat Breuer bahwa konflik seks bukan merupakan penyebab utama dan satu-satunya.

Satu hal yang menarik perhatian Freud adalah penanganan Breuer terhadap seorang pasien yang bernama Anna O (nama disamarkan). Selama masa penanganan, Nona Anna O ternyata sanggup mendiskusikan asal-muasal berbagai simtomnya itu saat ia berada di bawah hipnosis atau ketika sedang sangat rileks. Anna O Mengistilahkan proses diskusi tersebut sebagai 'talking cure' atau 'chimney sweeping' ('percakapan yang menyembuhkan' atau 'pembersihan cerobong'), sedangkan Breuer menyebutnya katarsis. perlu diketahui bahwa istilah katarsis pertama kali digunakan Aristoteles (seorang filsuf yunani kuno) untuk mendiskripsikan pelepasan emosi dan pemurnian yang dialami seorang penonton saat menyaksikan sebuah drama.


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)

Artikel Pilihan