Freud memiliki sudut pandang yang unik mengenai dasar kecemasan yang terjadi pada seseorang. Ia menggunakan istilah trauma ‘kelahiran’ yang mengacu pada kecemasan luar biasa yang dihadapi bayi saat dilahirkan ke dunia. Menurutnya, pengalaman kita yang paling sulit dihadapi muncul ketika kita terpisah dari ibu saat dilahirkan ke dunia.
Dia menjelaskan bahwa trauma
kelahiran terjadi dikarenakan secara tiba-tiba kita dipaksa keluar dari
lingkungan yang nyaman dan memuaskan dalam rahim ibu menuju lingkungan dimana
pemuasan kebutuhan kita sulit sekali diprediksi sehingga pada saat itu sang
bayi menjadi tak berdaya menghadapi dunia yang baru. Menurut Freud, hal ini
adalah dasar kemunculan rasa cemas pada seseorang di kemudian hari.
Kecemasan berfungsi sebagai
peringatan potensi bahaya apabila seseorang berperilaku atau berpikir dengan
cara tertentu. Hal ini membuat suasana hati menjadi tidak menyenangkan. Oleh
karena itu, seseorang akan melakukan segala upaya untuk meredakannya. Dengan
kata lain, kita akan cenderung menghentikan pikiran-pikiran atau
perilaku-perilaku yang menyebabkan rasa cemas.
Macam-macam kecemasan oleh Freud
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
- Kecemasan realitas, adalah rasa cemas yang diakibatkan oleh adanya obyek bahaya yang nyata pada lingkungan hidup seseorang. Untuk mengatasinya kita hanya perlu melakukan tindakan adaptif terhadap obyek bahaya yang menimbulkan kecemasan. Contohnya, seseorang akan menghindar ketika melihat ular berbisa atau mencari ranting kayu untuk menghalau ular tersebut. Freud menilai kecemasan realitas sebagai kecemasan yang paling mudah untuk diredakan dan juga menjadi induk kecemasan neurotik dan kecemasan moral.
- Kecemasan neurotik, adalah munculnya perasaan takut akan hukuman dari orangtua atau figur yang dihormati seperti guru, dll. Perasaan was-was atau ketakutan berlebihan akan muncul meskipun pelanggaran yang dilakukan seseorang belum tentu akan mendapat hukuman. Khayalan-khayalan seperti ini mengakibatkan distress maupun kepanikan berlebih yang membuat seseorang tidak bisa berpikir dengan jernih.
- Kecemasan moral, adalah rasa takut ketika seseorang melanggar standar nilai-nilai sosial atau nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tua. Nilai-nilai ini tertanam dalam struktur kepribadian ‘superego’, apabila dilanggar membuat seseorang mengalami perasaan bersalah. Sepintas tidak ada bedanya antara kecemasan neurotik dengan kecemasan moral. Pada kecemasan neurotik, seseorang akan mengalami perasaan takut dengan hukuman yang akan diterimanya dari orang lain (hukuman eksternal). Sedangkan pada kecemasan moral, perasaan bersalah yang muncul diakibatkan oleh hukuman internal (rasa bersalah) apabila nilai-nilai superego terganggu.
Umumnya, seseorang akan melakukan
tindakan yang masuk akal guna meredakan kecemasan yang dialami. Dalam hal ini,
ego berperan penting dalam memunculkan antikateksis sebagai ‘obat penawar’
kecemasan. Jika cara rasional dirasa tidak lagi efektif untuk meredakan
kecemasan, maka ego akan menggunakan cara-cara irasional yang disebut ‘mekanisme
pertahanan ego’.